Rabu, 25 April 2012

Preman Pemerkosa dan Pembunuh Mahasiswi Masih Buron
ILUSTRASI
JAKARTA — Kepolisian Resor Kabupaten Tangerang telah menangkap lima orang tersangka kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap IN, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun, satu pelaku utama pemerkosa dan pembunuh korban masih buron.
"Kami masih mengejar satu orang lagi, yang merupakan pelaku utamanya," ucap Kepala Polres Kabupaten Tangerang Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo, Rabu (25/4/2012), di Mapolda Metro Jaya.
Pelaku utama tersebut berinisial MS alias Oleng (33), yang merupakan teman dekat korban. "Tapi belum diketahui apa mereka pacaran atau bukan. Pelaku utama ini bukan mahasiswa, dia preman," ucap Priyo.
Adapun lima orang pelaku yang ditangkap merupakan tetangga pelaku utama. Keenamnya tinggal di Desa Ranca Buaya, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. Teman-teman MS sama sekali tidak mengenal korban. "Mereka hanya diajak. Awalnya pelaku utama pinjam laptop, tapi tidak dikembalikan. Korban terus menagih, akhirnya dihabisi oleh keenam ini. Lima tersangka segan dengan sosok pelaku utama, makanya mau menurut," ujar Priyo.
Sebelum dihabisi, korban dipaksa melakukan hubungan badan dengan empat pelaku. "Korban sempat ditutup mukanya. Masih ada kemungkinan ada pelaku lain. Fokus kami satu orang dulu," katanya.
IN (24) ditemukan tewas di Jalan Pemda DKI, Ciangir, Legok, Tangerang, pada 7 April 2012. Ia ditemukan tewas dengan pakaian lengkap dan terdapat luka sayatan di bagian leher.
Identitas IN terungkap sepekan kemudian. Gadis asal Paciran, Lamongan, Jawa Timur, itu merupakan mahasiswi semester XII Fakultas Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah.
Gagal Curi Motor, Pelaku Tembakkan Pelor
 
ILUSTRASI
JAKARTA - Warga yang sedang beraktivitas di depan Apotek K24, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, dikagetkan dengan suara tembakan, Rabu (25/4/2012). Tembakan tersebut bukan berasal dari pistol polisi, tetapi dari kawanan pencuri motor yang gagal melancarkan aksinya.
Peristiwa tersebut berawal saat pemilik sepeda motor Yamaha Byson bernomor polisi B 6839 VEK bernama Rusli Hidayat (23) mendatangi Apotek K 24 sekitar pukul 12.45 WIB untuk melakukan medical representatif. Ia pun memarkir kendaraannya di halaman parkir apotek.
"Waktu lagi ngobrol sama penjaga di dalam, saya melihat ada orang pakai helm saya. Karena curiga, saya pergi keluar buat meriksa," ujarnya kepada wartawan sesaat setelah kejadian berlangsung, Rabu (24/4/2012).
Setelah memeriksa ke halaman parkir, seorang pelaku tampak sudah berada di atas motornya yang tidak lagi terkunci. Satu pelaku lainnya berada di motor Yamaha Vixion B 2071 TJW.
Sadar aksi nekatnya diketahui sang pemilik, tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api rakitan dan menodongkan pistol ke arah korban. Namun, Rusli bergeming dan justru menghampiri pelaku karena ingin menyelamatkan motornya. Pelaku pun menembak sebanyak satu kali ke arah tong sampah di samping Rusli. "Pelurunya kena tong sampah dan bukti proyektilnya juga ada. Pelaku langsung kabur sama temannya pakai motor," lanjutnya.
Beberapa saat kemudian, petugas Polsek Kramat Jati datang dan mengamankan lokasi kejadian. Kini kasus tersebut ditangani oleh Polsek Kramatjati dan barang bukti proyektik peluru pun sudah dibawa polisi untuk diselidiki.
Guru Cabul Ancam Muridnya Sebelum Menyodomi
ILUSTRASI
JAKARTA KHD (36), guru pelajaran Agama, yang melakukan perbuatan cabul kepada muridnya, DAH (11), kerap mengancam korban setiap kali hendak menumpahkan nafsu bejatnya. "Awas jangan bilang siapa-siapa!" ucap Kepala Subag Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Aswin kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Selasa (24/4/2012), menirukan ancaman KHD.

Karena merasa takut, DAH tidak berani melaporkan perbuatan guru sekolahnya itu kepada orangtuanya. Padahal, ia telah menjadi korban perbuatan cabul pria lajang yang juga guru privat mengajinya itu sejak Juli 2011. Kepada pihak kepolisian, siswa SD swasta di Tebet itu mengaku lebih dari 20 kali diperlakukan tak senonoh oleh guru tersebut. 

"Kasus ini terungkap dari laporan sekolah dan keluarga korban. DAH menceritakan kejadian ini ke temannya, dan temannya cerita ke Kepala Sekolah (Kepsek). Kepsek kemudian cerita ke keluarga dan akhirnya melapor ke Polres," terang Aswin.

Dari hasil pemeriksaan polisi, pelaku mengaku melakukan aksinya di sekitar sekolah, ruang kelas, kamar mandi sekolah, dan rumah korban saat mengajar mengaji. 

KHD ditangkap pada 14 April lalu. Kepada polisi, ia mengaku melakukan tindakan tersebut agar korban lebih cepat pandai. Menurutnya, korban sedikit terlambat dalam menangkap pelajaran yang diberikan.