Rabu, 16 Mei 2012

 Perampok Minimarket Ditangkap
 
TANGERANG - Sadam Husen, pemuda berusia 21 tahun, ditangkap aparat Polsek Pasarkemis, setelah merampok Alfamart di Kampung Gelam, Kelurahan Kutajaya, Kecamatan Pasarkemis, Kabupaten Tangerang, Selasa (15/5/2012).

Informasi dari Bripka Sutrisno, anggota Polsek Pasarkemis, Rabu, Sadam datang ke toko itu berbekal pistol mainan dan pisau. Dia tidak berbelanja, tetapi menghampiri Ade Hermawan (20), karyawan toko.

Kepada Ade dia bertanya arah menuju Kota Bumi, yang dijawab Ade dengan menunjukan arah ke sana. Bersamaan dengan itu, pelaku menodongkan pistol ke pinggang Ade. Lalu menodongkan pisau ke leher korban. Ada tidak berdaya.

Dengan tetap menodong Ade demikian, pelaku memerintahkan kasir toko, Ine (19), untuk menyerahkan uang yang ada di laci kasir. Ine pun segera menyerakan uang yang ada, sebanyak Rp 2.255.600, kepada pelaku.
Setelah itu pelaku kabur, namun berhasil ditangkap polisi. Pistol yang dibawa pelaku ternyata pistol mainan.

Selasa, 15 Mei 2012

 Emas yang Dirampok Senilai Rp 260 Juta
 
ILUSTRASI
BEKASI - Perhiasan emas yang dirampok dari Toko Mas Kings diperkirakan senilai Rp 200 juta, dan dari Toko Mas Jakarta Rp 60 juta. Para perampok juga memukul dua orang dengan gagang senjata api hingga kedua korban terluka.
"Para pelaku yang langsung merampok dua toko emas itu, delapan orang. Dua orang lainnya mengawasi situasi di pingir jalan. Komplotan perampok berbekal senjata api itu datang menggunakan enam sepeda motor," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Selasa (15/5/2012) petang.
Ia dikonfirmasi tentang kasus perampokan dua toko perhiasan emas di Pasar Fajar Jaya di Jalan H Basar RT 01 RW 03, Jaticempaka, Pondok Gede, Kota Bekasi, yang terjadi pada Selasa ini sekitar pukul 15.00 WIB.
Pemilik Toko Mas Kings adalah Tjong Dji Khoi (47), warga Pura Melati Indah Blok F2, Bekasi. Sementara pemilik Toko Mas Jakarta adalah Lim She Lit (29), warga Kampung Paritan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dua orang yang dipukul para perampok dengan gagang senjata api adalah Suparman (49), pedagang mi ayam, yang berdomisili di Jalan H Basyar, Jaticempaka, Pondok Gede. Ia menderita luka robek di pelipis dan kepalanya.
Seorang korban lainnya adalah Sutarno (32), karyawan yang berdomisilih di Jalan Sewu Lawah, Kompleks Auri Pangkalan Jati, Makasar, Jakarta Timur. Dia menderita luka robek di hidung.
 Karyawan SPBU Dirampok, Rp 100 Juta Amblas
 
ILUSTRASI
JAKARTA — Enam  perampok berkendaraan tiga sepeda motor menghadang karyawan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum, Kukuh Rahamsyah (27) dan Wandi (43), yang tengah berboncengan motor di Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin siang kemarin. Tas ransel hitam karyawan SPBU itu, yang berisi uang tunai Rp 100 juta, dirampas komplotan rampok tersebut.
Berdasarkan informasi dari aparat Polda Metro Jaya, Selasa pagi, dua  korban itu adalah karyawan SPBU 4317133 yang beralamat di Perumnas III Aren Jaya, Bekasi. Keduanya hendak menyetorkan uang hasil penjualan BBM ke bank.
Sesampai di Jalan KH Agus Salim, motor yang dikendarai keduanya mula-mula  dihalang-halangi lajunya oleh sebuah motor yang dikendarai dua orang. Kukuh yang mengemudikan motor tetap berupaya menjaga keseimbangan laju motornya.
Namun, dua motor lainnya ikut memepet laju motor korban. Lalu, pembonceng motor itu mengeluarkan senjata tajam dan menikamkan senjata itu ke lengan kanannya. Motor yang dikemudikan Kukuh pun oleng dan kedua korban jatuh bersama motornya.
Pelaku lainnya segera mengancam dan merampas ransel hitam yang disandang Wandi. Komplotan rampok itu segera tancap gas dengan membawa uang rampokannya ke arah Mekar Sari.
Korban melapor ke Polsek Bekasi Timur dan polisi membawa Kukuh ke RSUD Bekasi untuk divisum. Warga asal Purworejo, Jawa Tengah, itu menderita luka tusuk di tangan kanan dan sabetan senjata tajam di telapak tangan.

Minggu, 13 Mei 2012

 Polisi Kejar Pengunggah Foto Palsu Korban Sukhoi
 
 Komisaris Besar Boy Rafli Amar
JAKARTA - Lantaran mengunggah foto korban kecelakaan dari sebuah situs, seorang berinisial YS dalam pengejaran Kepolisian RI. YS mengunggah foto palsu yang disebutnya sebagai korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. Karena perbuatannya foto yang beredar lewat BlackBerry Messanger dan jejaring sosial itu meresahkan warga.
YS mengunggah foto palsu yang disebutnya sebagai korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. Karena perbuatannya foto yang beredar lewat BlackBerry Messanger dan jejaring sosial itu meresahkan warga.
-- Boy Rafli Amar
"Karena merugikan masyarakat dan keluarga korban, kami akan lakukan penyelidikan dan penelusuran terhadap YS," tutur Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Minggu (13/5) di Rumah Sakit Polri Sukanto, Jakarta Timur.
Foto yang diunggah YS merupakan korban kecelakaan pesawat Air Blue asal Pakistan. Ketika mengunggah foto tersebut, YS menyebut bahwa mereka korban kecelakaan pesawat Sukhoi. Namun belum ada penjelasan mengenai identitas YS lebih jauh.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Roy Suryo mengatakan YS mengambil foto tersebut dari situs Brazil. Isi situs tersebut mengenai korban kecelakaan darat, laut, dan udara. Sangat memungkinkan bagi siapa saja mengunggah foto di situs itu untuk kepentingan apapun.
Hasil penelusurannya, YS menutup akun twitternya sendiri pada hari Sabtu (12/5/2012) malam. Namun demikian Roy mengaku sudah memiliki rekam jejak YS. Jika dibutuhkan dia siap membantu kepolisian untuk memberikan data mengenai YS. Dia meminta siapa pun agar tidak menyalahgunakan teknologi informasi. Sebab sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai hal itu.

Jumat, 11 Mei 2012

 Tentara Dibacok Perampok
 
 ILUSTRASI
JAKARTA -  Kepala belakang Sersan Dua Eko Ginanjar Ariansyah (24) dibacok perampok motornya di jembatan layang depan Apartemen Kalibata City, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2012) pagi kemarin. Ia dirawat di RS Budi Asih.

Kejahatan yang menimpa staf Dinas Bimbingan Mental TNI AD ini terjadi ketika korban hendak pulang ke rumah di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Tuimur. Ia dari kantornya di Matraman, Jakarta Timur dengan mengendarai motornya, Yamaha V-Xion.

Sampai di jembatan layang itu, enam orang mengendarai tiga motor memepet laju motor korban, Akibatnya, korban merem laju motornya. Tiga motor pemepetnya juga berhenti. Salah seorang dari penumpang motor itu mematikan, lalu mencabut kunci kontak motor korban.

Korban mencoba merampas kembali kunci kontak tersebut, tetapi pelaku lainnya menarik helm korban hingga helm tersebut lepas dari kepalanya. Lalu pelaku lainnya mengeluarkan golok dan membacokan ke kepala belakang korban. Korban pun langsung jatuh dengan luka bacok di kepalanya.
Komlotan perampok itu lalu merampas motor korban. Korban yang tergeletak di jalan, beberapa saat kemudian dibantu warga yang kebetulan melintas di jalan itu.
 Berhantam di Diskotek, WN Iran Terancam Dipenjara
 
 ILUSTRASI
JAKARTA — Dolati Jelogir Amir alias Alex, warga negara Iran, terpaksa menjalani status terdakwa dan diadili. Ia dituduh melakukan penganiayaan atas WNA lainnya, Juan Luis Lillo Jara, asal Cile, di Diskotek Dragon Fly, Plaza BIP, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
"Perbuatan terdakwa sebagaimana tersebut di atas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 (1) KUHP," kata jaksa penuntut umum (JPU) Johan Nepa Bureni saat membacakan dakwaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2012).
Tindakan terdakwa tergolong penganiayaan yang diancam hukuman penjara maksimal 2 tahun 8 bulan. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami cedera pada bagian wajah dan punggung. "Oleh karena hal-hal tersebut terjadilah penyakit dan halangan untuk melakukan pekerjaan dan jabatan untuk sementara," kata JPU.
Dua warga negara asing itu terlibat perseteruan karena seorang wanita berinisial EEM. EEM adalah mantan pacar terdakwa yang pada saat kejadian sedang menjalin hubungan dengan korban.
Saat kejadian pada Minggu, 24 Oktober 2010 dini hari, korban bersama EEM dan tiga rekan lain, seorang pria WNA dan dua wanita WNI, sedang mengobrol di salah satu meja di diskotek itu. Saat itu terdakwa Dolati lalu lalang di sekitar meja tersebut dan terus-menerus menyenggol lengan EEM, mantan pacarnya.
Tindakan itu tidak digubris si wanita itu. Karena tak dihiraukan, terdakwa kemudian berhenti dan menyalami salah seorang rekan korban bernama Claudio Martinez Gallardo. Melihat hal itu, EEM pindah dan berdiri ke belakang korban. Juan kemudian mencoba ikut bergabung dalam pembicaraan antara terdakwa dan Claudio serta seorang WNI berinisial R.
Terdakwa yang diduga terbakar cemburu enggan menanggapi sapaan korban. Pria kelahiran Karaj, Iran, itu malah melontarkan makian, "F*** you," kepada korban. Tak terima, korban pun membalas dengan makian yang sama. Terdakwa marah dan langsung membenturkan kepalanya ke wajah korban yang mengakibatkan darah keluar dari hidungnya.
Juan kemudian membalas dengan pukulan dan langsung dibalas terdakwa dengan pukulan sambil merangkul korban. Keduanya kemudian terjatuh ke lantai dengan posisi korban berada di bawah. Kemudian terjadilah aksi tukar-menukar pukulan yang berujung cederanya korban.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan Juan Luis Jara ke SPK Polda Metro Jaya pada keesokan harinya. Dolati pun kemudian dipanggil untuk proses pemeriksaan. Namun, ia tidak ditahan oleh penyidik maupun penuntut umum.

Kamis, 10 Mei 2012

Bisnis Kayu Bangkrut, Lulusan Amerika Bikin Pabrik Narkoba
 
 ILUSTRASI sabu-sabu
JAKARTA — Sebuah rumah di perumahan Citra Indah 2 Blok G1 Nomor 24, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (9/5/2012), digerebek Satuan Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat. Dalam penggerebekan itu, polisi berhasil meringkus satu tersangka berinisial RH.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com di lokasi pabrik sabu itu, tersangka RH merupakan lulusan sebuah perguruan tinggi di California, Amerika Serikat. Beberapa tahun lalu, RH memiliki bisnis yang bergerak di bidang jual-beli kayu. Namun, seiring berjalannya waktu, bisnis yang dirintisnya mengalami kebangkrutan. RH lalu banting setir ke bisnis narkotika jenis sabu.
Di rumah kawasan Citraland 2, Kalideres, yang telah disewa selama enam bulan, RH mulai meramu barang haram tersebut untuk diperjualbelikan. Dugaan sementara, RH melakukan bisnis barunya itu seorang diri. Saat digerebek, RH tidak mendiami rumah sekaligus pabrik barang haramnya sendirian. Tersangka tinggal bersama istri dan seorang anaknya yang baru berusia satu tahun.
Amoy, seorang tetangga tersangka yang ditemui wartawan di lokasi penggerebekan, mengungkapkan kekagetannya saat rumah yang berdekatan dengannya ternyata merupakan pabrik sabu. Amoy mengungkapkan, keluarga HR merupakan keluarga yang ramah dan akrab dengan tetangga sekitar. "Orangnya baik, kok, sopan lagi. Eh, enggak tahunya penjahat," ujar Amoy.
Penggerebekan yang dipimpin oleh Wakasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Sujatmoko itu berhasil menemukan barang bukti berupa sabu siap edar seberat 30 gr, uang senilai Rp 100 juta, serta sabu cair sebanyak 1 liter.

Rabu, 09 Mei 2012

Pencuri Beraksi di Area Parkir Bandara
 ILUSTRASI
TANGERANG- Hati-hati kalau parkir di area parkir Bandara Soekarno-Hatta. Sebab, pencuri juga berkeliaran di area parkir tersebut.
Selasa (8/5/2012) malam tadi, sebuah mobil Toyota Avanza warna coklat silver milik Rudi Ilmi yang diparkir di Terminal 2 F menjadi sasaran aksi pencurian. Sebuah tas berisi dokumen penting dalam mobil raib digondol maling. Modusnya, pelaku memecahkan kaca mobil yang diparkir.
Pemilik mobil baru mengetahui kehilangan tas saat ia kembali ke areal parkir. Saat itu, kaca samping kiri bagian belakang mobilnya pecah berantakan. Kejadian itu dilaporkan Rudi kepada Pos Polisi Terminal 2 Bandara itu.
Sampai Rabu pagi ini, petugas Kepolisian Resor Khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta masih menyelidiki kasus itu.

Selasa, 08 Mei 2012

Keributan di 7-Eleven Salemba, Pengunjung Kocar-Kacir
 
Bercak darah menjadi saksi keributan antar-remaja di 7-Eleven Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2012) dini hari. 
JAKARTA - Kenakalan remaja kembali meresahkan. Sekelompok pemuda asal etnis tertentu diserang puluhan warga di convenience store 7-Eleven, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2012) dini hari.
Sedikitnya dua remaja terluka parah kena sabetan samurai. Perang pun terjadi. Pecahan kaca-kaca botol bir berserakan, bangku-bangku acak-acakan.
Akibat peristiwa yang mendadak ini, puluhan pengunjung toko ini ikut lari kocar-kacir. Sekelompok warga Salemba ini menyerang segerembolan pemuda dari etnis tertentu yang tengah nongkrong di toko 24 jam ini. Sebagian pemuda itu menyerang dengan menggunakan senjata tajam.
Kejadian ini terjadi sekitar Pukul 01.00 WIB. Itu bermula dari ulah seorang pengunjung dari segerombolan etnis tertentu berbuat kegaduhan dengan berteriak-teriak, bahkan menendang kursi-kursi di tempat nongkrong anak-anak muda itu. Diduga, ia mabuk. Tiba-tiba, dalam sekejap, sekelompok orang langsung menyerangnya.
Para penyerang ini membawa balok kayu, sebagian senjata tajam macam pedang dan samurai. Lalu, perkelahian pun dimulai.
Menurut Dedi Supriadi, satpam setempat, sedikitnya dua remaja terluka parah kena sabetan samurai. Perang pun terjadi. Pecahan kaca-kaca botol bir berserakan, bangku-bangku acak-acakan.
Pengunjung yang dini hari itu ramai langsung berhamburan ke berbagai penjuru karena panik dan khawatir terkena dampak keributan remaja itu. Kelompok warga yang mengamuk itu lalu sempat mencoba memecahkan kaca toko dengan bangku dan batu tanpa alasan yang jelas.
Sejumlah pengunjung pun mengaku kehilangan telepon selulernya karena sibuk menyelamatkan diri dari kejadian yang berlangsung sekejap mata itu.
Peristiwa itu tidak berlangsung lama karena dua mobil polisi yang tengah patroli langsung meluncur ke lokasi setelah warga melaporkan kejadian itu. Menurut Dedi, satu orang yang diduga menjadi biang keributan ini telah digelandang polisi.

Senin, 07 Mei 2012

Kian Nekat, Perampok Gasak Minimarket Dekat Mapolsek Serpong
Minimarket Alfamidi 24 Jam di Jalan Letnan Soetopo BSD menjadi sasaran perampok pada Minggu (6/5/2012) subuh.
TANGERANG SELATAN - Aksi perampokan terhadap minimarket di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, kian nekat.
Hanya berselisih 2 hari sejak perampokan di Indomaret 24 Jam, Jalan Raya Serpong, Jumat (4/5/2012) subuh, perampokan dengan menggunakan senjata api kembali terjadi pada Minggu (6/52012) subuh di Alfamidi 24 Jam, Jalan Letnan Soetopo, BSD, Lengkong Gudang Timur, Serpong.
Ironisnya, lokasi Alfamidi di seberang Sekolah Santa Ursula BSD ini hanya 600 meter dari markas Polsek Serpong di jalan yang sama. Pelaku diduga sama dengan perampok di Indomaret pada Jumat subuh.
"Ya, perampokan terjadi lagi di Alfamidi. Modusnya sama. Pelakunya sama setelah lihat CCTV," kata Kepala Polsek Serpong, Kompol Nico Andreano Setiawan, Minggu malam.
Nico mengatakan, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 05.15 WIB. Saat itu terdapat tiga karyawan Alfamidi, di antaranya sedang membereskan barang di rak dan satu lagi berada di meja kasir atau server.
Saat itu pula tiga orang perampok memasuki Alfamidi dan menodongkan senjata. Nico mengatakan, pelaku berjumlah 5 orang. Salah satu perampok membawa pistol, tiga lainnya membawa golok, dan satu orang menunggu di luar.
Saat beraksi pelaku memakai masker dan topi. Perampok juga berkomunikasi dengan logat Betawi (Jakarta). "Mereka hanya mengubah logat saja. Kemarin Sunda, sekarang Jakarta," kata Nico.
Sama seperti kejadian sebelumnya, kali ini pelaku membawa korban ke tangga kemudian mengikat tangan dan kaki mereka dengan posisi duduk. Karyawan lain yang sedang berada server dipaksa untuk menunjukkan dan membuka brankas.
Kerugian diperkirakan mencapai Rp 33 juta. Ketika Kompas.com mendatangi sejumlah minimarket di sekitar lokasi kejadian, para penjaga minimarket menyatakan tidak tahu tentang kejadian tersebut.
Mereka umumnya hanya mengetahui kejadian perampokan pada Jumat pukul 04.15, tetapi tidak mengetahui kejadian pada Minggu subuh. Penjaga Alfamart 24 Jam di Jalan Raya Serpong Km. 8, Kartono, mengatakan, setiap hari selalu ada mobil patroli Polsek Serpong yang melintas di Jalan Raya Serpong sekitar pukul 00.00 WIB.
Patroli juga dilakukan secara swakarsa oleh warga setempat. Akan tetapi, patroli tersebut tidak pernah dilakukan setelah pukul 04.00 WIB.
"Bukan karena patroli tidak jalan. Ini berhubungan dengan waktu alias kesempatan. Kita sudah maksimal kerahkan patroli tapi jumlah patroli tidak sebanding dengan titik-titik kerawanannya sehingga pasti ada jeda waktu di mana patroli tidak ada di lokasi, sedangkan kejahatan berlangsung hanya 5 menit," kata Nico.
Dalam pengamatan Kompas.com di Alfamidi BSD, terdapat sejumlah gerai makanan di halaman minimarket tersebut.
Namun, mereka umumnya hanya buka hingga larut malam. Para penjual makanan dan penjaga parkir di tempat ini pun tidak mengetahui informasi tentang adanya perampokan pada Minggu subuh.

Minggu, 06 Mei 2012

Todongkan Senjata Api di Restoran, Iswahyudi Ditahan
ILUSTRASI
JAKARTA — Kepolisian Daerah Metro Jaya akhirnya menetapkan ekonom, Iswahyudi Anshar, sebagai tersangka dalam kasus penodongan senjata di restoran Cork&Screw, Plaza Indonesia, pada 19 April 2012 lalu. Penyidik pun akhirnya menahan Iswahyudi di Mapolda Metro Jaya.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Minggu (6/5/2012) di Mapolda Metro Jaya. "Yang bersangkutan sudah kami tetapkan sebagai tersangka, dan diadakan penahanan terhadapnya," ucap Rikwanto.
Iswahyudi dijerat dengan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan, Pasal 368 KUHP tentang pengancaman, dan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. "Ancamannya sampai 12 tahun penjara," ujar Rikwanto.
Iswahyudi ditahan lantaran pada tanggal 19 April 2012 lalu terbukti melakukan tindakan pengancaman dengan cara menodongkan senjata api miliknya ke arah karyawan restoran Cork&Screw.
Saat itu, Iswahyudi yang baru saja makan dan akan membayar merasa berang lantaran di bukti transaksinya ada menu-menu yang tidak ia pesan sebelumnya. Tagihan mencapai Rp 3.249.000. Padahal, saat Iswahyudi memeriksa ternyata ada dua jenis minuman yang tidak dipesan, tetapi masuk tagihan sehingga ada kelebihan tagihan Rp 200.000. Iswahyudi pun mengancam akan meratakan isi restoran jika tidak dipertemukan dengan pemilik restoran. Ia lalu menodongkan senjata api ke arah pegawai restoran.
Menurut Rikwanto, pihak kepolisian sudah memastikan bahwa senjata yang ditodongkan ke arah pegawai adalah senjata api jenis pistol dengan merek Walther. "Analisis CCTV yang ada, yang bersangkutan bilangnya itu sejenis pistol pemantik korek api. Tapi setelah diperiksa pada saksi-saksi di TKP dan terlapor dan ada di rekaman CCTV, itu benar-benar pistol peluru tajam Walther," papar Rikwanto.
Iswahyudi, lanjut Rikwanto, ditangkap di bilangan Kuningan pada Jumat (4/5/2012) sampai akhirnya ditahan keesokan harinya. Dari penggeledahan rumah Iswahyudi, polisi juga menemukan 150 butir peluru tajam, peluru karet, beberapa buku kepemilikan senjata peluru tajam dan karet, serta beberapa kartu izin penggunaan senjata api.
"Padahal, seharusnya maksimal ia hanya memegang 50 butir, ini juga sudah menyalahi izin," kata Rikwanto.
Barang bukti senjata api yang digunakan Iswahyudi juga sudah disita kepolisian untuk penyidikan lebih lanjut. Rupanya, senjata api itu sudah terlebih dulu dititipkan di bagian Pengawasan Senjata Api dan Bahan Peledak Ditintelkam Polda Metro Jaya sejak tiga hari lalu.
"Tapi kejadiannya 19 April, jadi kami minta Wasendak untuk diperiksa. Senjata itu kami tunjukkan ke pelapor dan karyawan, apa benar memang senjata ini yang digunakan. Ternyata benar," papar Rikwanto.

Sabtu, 05 Mei 2012

LSM Kecam Pembubaran Diskusi Irshad Manji
 Irshad Manji, warga negara Kanada, Director of the Moral Courage Project di New York University dievakuasi oleh Polisi saat FPI membubarkan acara kuliah umum dan peluncuran buku "Allah, Liberty, and Love" di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (4/5/2012). Alasan FPI membubarkan acara ini dan mengusir Irshad Manji adalah terdapat paham kebebasan homo dan lesbian dalam bukunya.

JAKARTA — Pembubaran paksa oleh polisi terhadap diskusi dan peluncuran buku yang berjudul Allah, Liberty and Love di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (4/5/2012), dinilai mencederai kebebasan berekspresi. Acara diskusi dan peluncuran buku ini menghadirkan feminis Islam asal Kanada, Irshad Manji, sebagai pembicara.
Pembubaran paksa dilakukan polisi atas desakan massa yang mengaku anggota Front Pembela Islam. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat, seperti Komunitas Salihara, Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) Jakarta, YLBHI, Elsam, LBH Jakarta, Kontras, dan Jaringan Islam Independen, mengecam pembubaran paksa tersebut.
"Cara polisi membubarkan diskusi sangat bermasalah dan cenderung menebar ancaman. Polisi tidak menangkap massa yang masuk dan mencoba mengganggu diskusi, justru tindakan yang diambil polisi adalah mengakomodasi tuntutan massa dan meneruskan aspirasinya untuk membubarkan diskusi," demikian isi siaran pers tersebut, Sabtu (5/5/2012).
Koalisi LSM ini menyatakan, diskusi yang bersifat ilmiah ini merupakan bagian dari hak konstitusi warga negara untuk memperoleh informasi, berkumpul, dan berpendapat yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945. Polisi yang dipimpin Kapolsektro Pasar Minggu Komisaris Adri Desas Puryanto membubarkan diskusi dengan alasan bahwa acara tersebut tak memiliki izin keramaian.
Alasan ini dinilai tak berdasar dan melecehkan hak asasi manusia. Koalisi LSM ini menyatakan, polisi seharusnya tak membiarkan massa memaksa masuk ke dalam Salihara, serta mengeluarkan ancaman yang bermuatan kebencian. Akibat pembubaran paksa, Irshad Manji meninggalkan Teater Salihara dengan dikawal satu mobil polisi dari Kepolisian Sektor Pasar Minggu.

Jumat, 04 Mei 2012

Satu Tewas Dua Kritis Akibat Tawuran Antarpelajar
Ilustrasi tawuran antarpelajar
BEKASI- Seorang pelajar tewas dan dua lainnya  terluka akibat terlibat dalam tawuran antarpelajar di Jalan Ampera, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (3/5/2012) petang kemarin. Korban tewas adalah 
Bayu Dwi Kurniawan (16) tewas, sedangkan korban luka dalam kondisi kritis adalah  Rahmani Aldi (17) dan Muhaji Adenan (16).
Informasi dari Kepolisian Sektor Kota Bekasi Timur mengungkapkan, ketika Kepala Unit Reserse Kriminal Iptu Harry Gasgari dan timnya datang ke lokasi, para pelajar yang tawuran telah bubar. Dari pengecekan di dua rumah sakit, polisi menemukan tiga orang pelajar menjadi korban akibat tawuran tersebut.
Di RSU Kota Bekasi didapatkan Bayu sudah meninggal dunia dengan luka-luka bacokan di kepala belakang, bahu, tangan kanan, pinggul kanan, dada, muka, dan pantatnya. Sedangkan di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur didapatkan Rahman dan Muhaji dalam kondisi kritis. Keduanya juga mengalami luka bacok di kepala belakang, pundak, telinga, dan punggung.
Dua pelajar rekan para korban, Rifki (17) dan Agus (17), kepada polisi mengatakan, mereka sedang main ke Bekasi. Tiba-tiba di Jalan Ampera tersebut mereka diserang sekelompok pelajar.

Kamis, 03 Mei 2012

Ayah Cabuli Anak, Potret Masyarakat "Sakit"

Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. 
JAKARTA — Kasus pencabulan yang dilakukan oleh NF (50) kepada NV (16), anak kandungnya sendiri hingga hamil enam bulan, merupakan sebuah fenomena sosial yang ada di masyarakat. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait, menyebut kasus tersebut sebagai potret masyarakat yang sedang "sakit".
"Ini harus ditempatkan bukan hanya sekadar kejahatan seksual begitu saja, tapi kejahatan kemanusiaan, apalagi itu dilakukan orangtua kandung terhadap putrinya sendiri sampai hamil. Secara sosial, masyarakat kita sedang sakit," ujarnya saat ditemui di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (3/5/2012).
Secara umum, ia melanjutkan, fenomena tersebut terjadi karena ada kecenderungan penurunan solidaritas perhatian di masyarakat. Artinya, meskipun berada di tempat terbuka, orang tetap berani untuk melakukan kegiatan yang secara etis dianggap menyimpang.
"Artinya apa, pemahaman tentang seks sendiri sudah dianggap biasa, style," lanjutnya.
Faktor lemahnya kontrol sosial, termasuk keluarga terhadap perkembangan teknologi bagi anak, juga merupakan salah satu faktor pendukungnya. "Semakin terbiasa, semakin terbiasa sehingga di ruang publik pun akan berani dilakukan," tegasnya.
Disfungsi keluarga
Secara khusus, aib yang menimpa hubungan sedarah tersebut lebih diakibatkan terjadi disfungsi keluarga. Menurut Arist, sang anak lahir di tengah keluarga yang cacat. Ayah yang mencabulinya diketahui tidak harmonis dengan ibu kandungnya sehingga memiliki istri lagi dan tinggal terpisah. Apalagi, kemampuan ekonomi keluarga tersebut tergolong pas-pasan.
"Keluarga ini tidak harmonis, keluarga ini disfungsi. Akibatnya, pemisahan tempat asuh, pengasuhan yang tidak efektif, akhirnya perkembangan anak pun tidak termonitor dengan baik," ujarnya.
Meski demikian, Arist menegaskan, polisi sebagai penegak hukum tidak pandang bulu melihat permasalahan, apalagi menyangkut masa depan anak di bawah umur yang terancam secara psikologis.
"Saya bukan melihat itu sebagai penyimpangan seksual, tapi sudah kejahatan seksual yang harus dihukum agar pelakunya jera," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang ayah berinisial NF (50), warga Cakung, Jakarta Timur, tega menyetubuhi NV (16), anak ketiga hasil pernikahannya dengan istri pertama, hingga hamil enam bulan. Diketahui NF memiliki dua istri. Dari istri pertama, NF dikaruniai empat orang anak. Anak ketiganya yaitu NV, yang dicabulinya.
Ia mengaku telah lama berpisah dengan istri pertamanya yang bertempat tinggal di daerah Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, dan kini ia tinggal dengan istri kedua di Kampung Rawa Teratai, Cakung, Jakarta Timur. Aib tersebut terbongkar saat ibu korban menaruh curiga pada anaknya karena tidak kunjung mengalami siklus kewanitaan.
Oleh sebab itu, ibu korban menanyakan hal tersebut langsung kepadanya hingga akhirnya ia mengaku. Sang ibu kandung lalu menyerahkan pelaku ke Polres Jakarta Timur. Akibat perbuatan bejatnya, NF diancam pasal 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Rabu, 02 Mei 2012

Gadis Ini Dihamili Ayah Kandungnya Sendiri
 ILUSTRASI
JAKARTA — Entah apa yang merasuki NF (50), warga Cakung, Jakarta Timur, ini. Ayah empat anak tersebut tega menyetubuhi NV (16), anak ketiga hasil pernikahannya dengan istri pertamanya. Akibatnya, NV kini hamil enam bulan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Dian Perry mengungkapkan, sang ayah tega menyetubuhi anaknya sendiri sekitar enam bulan lalu di rumahnya di Kampung Rawa Teratai, Cakung, Jakarta Timur.
"Pelapor berinisial J. Pelaku diserahkan sama pihak keluarga kemarin ke Polres," ujar Dian Perry kepada wartawan di Polrestro Jakarta Timur, Rabu (2/5/2012).
Dian mengatakan, aib tersebut akhirnya terbongkar setelah ibu korban menaruh kecurigaan kepada anaknya karena tidak kunjung mengalami siklus kewanitaan. Oleh sebab itu, ibu korban menanyakan hal tersebut langsung kepada anak gadisnya. Setelah didesak, NV akhirnya  mengaku.
"Ketahuan pertama sama ibunya, 'Kamu kok enggak mens mens? Kok fisiknya berubah?' Karena kondisi si anak perutnya gede," kata Dian, mengutip ibu NV.
Akibat kecurigaan itulah, sang ibu tiri menyerahkan NF ke Polrestro Jakarta Timur. Kini pihak Reserse Kriminal Polrestro Jaktim masih memeriksa intensif tiga orang, yaitu NF, NV, serta istri kedua NF. Akibat perbuatan bejatnya, NF diancam Pasal 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Senin, 30 April 2012

Ibu Tega Siram Air Mendidih ke Anak Gadisnya
 ILUSTRASI
JAKARTA, MEDIA INFORMASI — Malang nian nasib Chyntia Apriliani. Gadis cilik berusia 10 tahun itu menjerit-jerit kesakitan akibat pinggang dan perut sebelah kanannya melepuh. Ternyata, luka itu akibat tersiram air panas yang dilakukan Dina Hutasoit (30), ibu kandungnya sendiri.
Peristiwa memilukan itu terjadi di sebuah rumah kontrakan milik Hidayat (31), suami kedua Dina, alias ayah tiri Chyntia, Sabtu (28/4/2012) sekitar pukul 09.30. Rumah kontrakan sederhana itu terletak di Gang Asmin RT 06 RW 03 Susukan, Ciracas, Jakarta Timur.
Saat ditemui di rumah kontrakannya, Senin (30/4/2012), kepada Kompas.com, bocah yang telah putus sekolah sejak setahun lalu tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap sang ibu. "Waktu itu di rumah ada mama, Chyntia sama adiknya kakek. Mama marah karena topi mama dibuang sama Sigit (adiknya), dibuang di lubang. Chyntia dipukulin dulu pake gagang sapu badan sama kaki, tiba-tiba mama nyiram air, sakit," katanya.
Setelah disiram air panas ibunya, kulit bagian pinggang, perut, serta pangkal paha sebelah kanan Chyntia seketika melepuh. Karena merasa kesakitan yang tak tertahankan, bocah malang itu lari keluar rumah sambil menjerit-jerit. Para tetangga yang mendengar teriakan Chyntia langsung mencari tahu apa yang terjadi.
Mereka baru menyadari ketika melihat bocah itu berjalan menuju luar rumah sambil menangis. Para tetangga yang peduli langsung melarikan bocah malang itu ke Rumah Sakit Pasar Rebo untuk mendapatkan pertolongan.
Chyntia merupakan anak pertama Dina Hutasoit dari suami pertamanya, Supri, warga Gabus, Babelan, Bekasi. Chyntia sebenarnya ingin disekolahkan oleh Supri di Bekasi, tetapi sejak memasuki kelas III SD, Chyntia dibawa oleh ibunya dan tinggal bersama dengan Hidayat, suami kedua Dina. Dengan suami keduanya, Dina memiliki dua anak, yaitu M Deri Saputra (5) dan Sigit (1,5).
Fatimah (61), nenek Chyntia yang tinggal di dekat rumah keluarga tersebut, mengungkapkan, Dina kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya. Bahkan hanya karena alasan sepele, Dina yang diketahui sehari-hari bekerja di sebuah kafe di bilangan Cipayung, Jakarta Timur, tersebut tega menghajar anaknya sendiri dengan sapu atau tangan kosong. "Iya, sering marah-marah sendiri," ujarnya.
Fatimah mengatakan, alasan yang dikatakan Dina hingga tega menyiram Chyntia dengan air panas merupakan omong kosong. Dia mengatakan, alasan bahwa Dina melakukan itu karena Chyntia merengek meminta susu atau alasan ekonomi adalah upaya menutupi kesalahannya.
"Bohong itu, mana ada anak segede ini minum susu. Itu supaya dia enggak disalah-salahin saja, semua omong kosong," ujarnya.
Sehari setelah kejadian, Dina diketahui pergi ke rumah saudaranya di daerah Kalideres untuk meminta bantuan pengobatan. Hingga Senin siang, Dina belum kembali ke rumah kontrakannya. Oleh sebab itu, Chyntia dijaga oleh sang nenek dan keluarga di sekitarnya.
Chyntia mengaku tak bisa melupakan peristiwa yang menimpanya. Meski mengaku ada sedikit rasa benci dengan ibunya, naluri rindu sang anak ingin bertemu dengan ibunya membuncah dalam hatinya.
"Benci sama mama, galak. Tapi mau ketemu sama mama. Mau minta duit buat berobat," ujarnya polos.
Fatimah mengungkapkan kebingungannya untuk biaya berobat sang cucu. Pekerjaan Hidayat yang hanya seorang kuli bangunan dirasa tak cukup untuk membiayai Chyntia hingga sembuh. Sejak pertama kejadian, ia telah membawa Chyntia ke dokter di Rumah Sakit Pasar Rebo dua kali.
"Ke dokter habis Rp 250.000 sama obat, kemarin berobat Rp 360.000. Buat biaya ke dokter ya kami pinjam uang masjid Rp 500.000. Ya namanya kami orang begini, Mas, mau dari mana lagi?" ujarnya.
Kini, Fatimah hanya bisa pasrah dengan keadaan. Pihak kepolisian dari sektor Ciracas yang sesaat setelah kejadian berada di lokasi tidak mengamankan Dina. Dengan disaksikan Ketua RW 03 Susukan, Dina berjanji dan membuat pertanyaan bahwa tidak akan mengulangi perbuatan kasarnya terhadap sang anak.

Minggu, 29 April 2012

Dalam Seminggu, Tiga Perampokan Bersenpi di Cijantung
 ILUSTRASI
JAKARTA - Aksi perampokan kendaraan bermotor dengan menggunakan senjata api semakin marak terjadi. Di wilayah Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur dalam satu minggu terakhir, setidaknya terjadi tiga kali aksi perampokan dengan menodongkan senjata api kepada korbannya. Ironisnya, pihak kepolisian mengaku tidak mengetahui aksi tersebut.
Sandi Yudha (25), warga Jl. Lebak Para RT08 RW 2, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, merupakan salah satu korban dari kenekatan para pelaku. Saat ditemui di kediamannya, Minggu (29/4/2012) kepada Kompas.com, ia pun menceritakan musibah yang menimpanya pada Kamis (26/4/2012) lalu.
"Jam 20.15 WIB malam saya habis pulang kerja, biasa motor Honda Mega Pro nomor polisinya B6108VIR, saya parkir di halaman, posisinya memang ketutup mobil. Pas saya lagi di dalam, bunyi suara cetok, cetok, kaya orang mukul sesuatu," ujarnya.
Di dalam rumah korban, diketahui hanya ada tiga orang, yaitu korban, ibu korban serta seorang saudaranya. Curiga mendengar bunyi tersebut, ia pun mengintip lewat balik gorden, namun ia masih melihat bagian ban depan sepeda motor yang baru dimiliki selama empat bulan terakhir.
"Tapi kok masih bunyi suara itu, pas saya keluar, nggak taunya sudah ada dua orang, satu di depan motor saya, yang satunya lagi nunggu di depan gerbang. Saya langsung teriak teriak. Hei, kamu maling ya, maling, maling!," lanjutnya.
Beberapa saat kemudian seorang pelaku yang berada di depan motornya langsung menodongkan senjata api ke arah korban tanpa mengatakan sesuatu apapun. Saat tersadar pelaku menodongkan senjata, korban pun panik dan lari ke dalam rumah sambil membanting pintu dan mengintip lewat jendela.
"Ciri-ciri pelaku yang megang pistol, kurus, berkulit hitam, agak tinggi ramping, rambut cepak rada keriting, pake jaket kulit hitam, kalau yang satunya lagi saya nggak sempat lihat. Ya sudah saya teriak-teriak dari dalam rumah, mereka langsung kabur ke arah gongseng," lanjutnya.
Sandi mengungkapkan, salah seorang saudaranya yang tengah nongkrong di salah satu warung dekat rumahnya sempat melihat sekitar lima orang menggunakan tiga motor ngebut ke arah kaburnya pelaku. Namun ia tidak menyadari bahwa ternyata gerombolan tersebut merupakan pelaku perampokan.
Kapolsek Pasar Rebo tidak tahu
Berdasarkan keterangan warga sekitar, peristiwa perampokan dengan menggunakan senjata tajam telah terjadi tiga kali dalam waktu yang sama sekitar pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dari tiga kejadian, dua motor berhasil digasak sementara satu berhasil digagalkan.
"Di sekitar sini sudah tiga kali, hari kamis malam. Kalo denger dari warga, mereka cerita begitu, ciri-cirinya sama persis kaya yang saya lihat," lanjutnya.
Setelah dikonfirmasi ke Kapolsek Pasar Rebo, Kompol Sutardi, ia mengaku sama sekali tidak mendapat laporan tentang adanya aksi perampokan dengan senjata api di wilayahnya. "Nggak ada mas itu, coba cek aja ke kanit reskrim, nanti saya kasih nomornya kalau nggak percaya, aman-aman saja," ujarnya saat dihubungi.
Pernyataan Kapolsek sempat menjadi keheranan korban, karena beberapa jam setelah musibah tersebut menimpanya, ia melapor ke Polsek Pasar Rebo dan petugas tampak di lokasi untuk menghimpun keterangan. "Paling dua jam setelah kejadian, polisi ramai kok di sini, langsung datang," heran Sandi.
Kini, Sandi yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai bank swasta hanya bisa berharap daerah rumahnya aman dari tindakan perampokan, apalagi dengan menggunakan senjata api.  Ia juga mengharap pihak kepolisian agar mampu menangkap pelaku perampokan.

Sabtu, 28 April 2012

Warga Matraman Jadi Korban Salah Bacok
ILUSTRASI

JAKARTA - Nasib naas menimpa Bayu Prasetya (16) alias Ubay, warga Jalan Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan. Ia menjadi sasaran pembacokan saat terjadi tawuran di Gang Sawo IV Ujung Manggarai Selatan, Tebet.

Kepala Seksi humas Polsek Tebet, Aipru Broto Suwarno mengungkapkan, insiden tawuran terjadi sekitar pukul 03.25 WIB, Sabtu (28/4/2012) oleh sekelompok pemuda warga Kebon Sayur, Manggarai dengan warga Gang Sawo, Ujung Manggarai. "Korban sedang duduk-duduk, tiba-tiba ada warga Kebon Sayur sekitar 15 orang datang dan mencari orang yang bernama Bagol, namun tidak ditemukan, maka Ubay yang sedang duduk cekcok mulut dan terjadilah pembacokan," ujarnya saat dihubungi wartawan.

Unit patroli Sabhara dan Reskrim yang dipimpin Kapolsek Tebet Kompol Suyatno langsung ke lokasi untuk membubarkan kerumunan massa dan mengamanankan lokasi. "Ya pas kita ngamanin lokasi, korban terkena bacokkan di bagian pinggang belakang dan langsung dibawa ke RSCM untuk dirawat," lanjut Broto.

Kini, petugas kepolisian telah mengantongi nama pelaku pembacokan tersebut, namun masih melakukan penyelidikan motif serangan tersebut dari para saksi yang berada di lapangan. 

Jumat, 27 April 2012

Otak Pembunuh Mahasiswi UIN Menyerahkan Diri
 
ILUSTRASI
TANGERANG -  Polres Tangerang Kabupaten masih menutupi penangkapan MS alias Oleng (33), tersangka yang diduga otak dari pemerkosaan dan pembunuh mahasiswi semester akhir UIN Ciputat, Jumat (27/4/2012).
Mereka menyatakan, tersangka masih dalam pengejaran. Sementara, pihak keluarga, ayah tersangka mengaku anaknya sendiri yang datang menyerahkan diri ke polisi.
Dalam rilis di Tigaraksa, Kepala Polres Tangerang Kabupaten Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo membenarkan lima dari enam tersangka sudah ditangkap. Mereka adalah O, E, C, CS dan NJ.
"Oleng masih kami kejar. Insya Allah pekan depan sudah bisa dipublikasi," ujar Bambang. Dari lima tersangka itu, kata Bambang, petugas menyita labtob, tiga unit motor dan sebilah golok yang diduga digunakan mengorok leher korban hingga tewas.
Pihak keluarga Lain yang dikatakan pihak keluarga. "Anak saya tidak ditangkap polisi. Tetapi, Oleng datang menyerahkan diri ke kantor polisi. Saya sudah bertemu Oleng dan ngobrol-ngobrol dengan dia di penjara," kata Ruhiyat, ayah tersangka di rumahnya di Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Jumat (27/4/2012).
Rukiyat menyatakan dia kaget saat polisi menyatakan, anaknya adalah pelaku utama pemerkosaan dan pembunuh mahasiswi UIN.
Seperti diberitakan sebelumnya, Izzun Nahdliyah (24), mahasiswi semester akhir UIN Ciputat, 6 April lalu, diduga dibunuh secara sadis oleh enam tersangka.
Oleng yang berprofesi sebagai preman di daerah Jambe, Kabupaten Tangerang, dibantu lima orang kaki tangannya saat membunuh Izzun. Pembunuhan itu berlatar belakang pinjam-meminjam laptop. 

Kamis, 26 April 2012

Kapolrestro Jaksel: Banyak yang "Bermain" di Wilayah Jaksel
 Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar, Kapolrestro Jaksel Komisaris Besar Imam Sugianto, dan Kasatreskrim Polrestro Jaksel Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, di Markas Polres Jaksel

JAKARTA Kepala Polres Metro Jakarta Selatan (Kapolrestro Jaksel) Komisaris Besar Imam Sugianto mengungkapkan, kasus-kasus hukum yang sehari-hari dihadapi pihak kepolisian di wilayah tersebut sebenarnya terhitung sederhana. Namun, kasus berkembang rumit karena orang-orang yang terlibat di dalamnya.

"Kasus-kasus di sini unik. Umumnya kasus sederhana. Tapi, kemudian berkembang jadi besar karena orang-orangnya punya jaringan luas ke mana-mana," kata Komisaris Besar Imam dalam acara pelepasan Kepala Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan yang lama, Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (25/4/2012) malam.

Mereka memanfaatkan jaringan, posisi, atau status tertentu untuk menekan pihak lain yang bermasalah dan bahkan pihak penyidik. Dengan jaringan atau status mereka pula, kasus sederhana bisa disorot secara khusus dan dipublikasikan secara luas.

Ia menyebut oknum-oknum yang demikian dengan "orang-orang yang sedang berusaha mengaktualisasi diri". "Jadi, kasus-kasus seperti itulah yang akan dihadapi Pak Hermawan setiap hari," ucapnya, mengingatkan Ajun Komisaris Besar Hermawan, Kepala Satreskrim Polres Metro Jaksel yang baru.

Oleh karena itu, Imam berharap Hermawan sebagai Kepala Satreskrim baru tidak menganggap sepele kasus-kasus kecil yang terjadi di wilayah selatan Jakarta. Hermawan juga diharapkan dapat mencontohi kecepatan kerja pejabat lama Ajun Komisaris Besar Hermawan (AKBP Hermawan).

Sebelumnya, telah diadakan serah terima jabatan kepala satreskrim yang dilangsungkan di Markas Polrestro Jaksel. Pejabat baru AKBP Hermawan sebelumnya menjabat Kepala Satreskrim Polres Tangerang Kota. Sementara itu, AKBP yang telah menjabat Kepala Satreskrim Polres Jaksel selama 1 tahun 6 bulan itu mendapat jabatan baru sebagai perwira bidang hukum di Polda Metro Jaya.

Rabu, 25 April 2012

Preman Pemerkosa dan Pembunuh Mahasiswi Masih Buron
ILUSTRASI
JAKARTA — Kepolisian Resor Kabupaten Tangerang telah menangkap lima orang tersangka kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap IN, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun, satu pelaku utama pemerkosa dan pembunuh korban masih buron.
"Kami masih mengejar satu orang lagi, yang merupakan pelaku utamanya," ucap Kepala Polres Kabupaten Tangerang Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo, Rabu (25/4/2012), di Mapolda Metro Jaya.
Pelaku utama tersebut berinisial MS alias Oleng (33), yang merupakan teman dekat korban. "Tapi belum diketahui apa mereka pacaran atau bukan. Pelaku utama ini bukan mahasiswa, dia preman," ucap Priyo.
Adapun lima orang pelaku yang ditangkap merupakan tetangga pelaku utama. Keenamnya tinggal di Desa Ranca Buaya, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. Teman-teman MS sama sekali tidak mengenal korban. "Mereka hanya diajak. Awalnya pelaku utama pinjam laptop, tapi tidak dikembalikan. Korban terus menagih, akhirnya dihabisi oleh keenam ini. Lima tersangka segan dengan sosok pelaku utama, makanya mau menurut," ujar Priyo.
Sebelum dihabisi, korban dipaksa melakukan hubungan badan dengan empat pelaku. "Korban sempat ditutup mukanya. Masih ada kemungkinan ada pelaku lain. Fokus kami satu orang dulu," katanya.
IN (24) ditemukan tewas di Jalan Pemda DKI, Ciangir, Legok, Tangerang, pada 7 April 2012. Ia ditemukan tewas dengan pakaian lengkap dan terdapat luka sayatan di bagian leher.
Identitas IN terungkap sepekan kemudian. Gadis asal Paciran, Lamongan, Jawa Timur, itu merupakan mahasiswi semester XII Fakultas Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah.
Gagal Curi Motor, Pelaku Tembakkan Pelor
 
ILUSTRASI
JAKARTA - Warga yang sedang beraktivitas di depan Apotek K24, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, dikagetkan dengan suara tembakan, Rabu (25/4/2012). Tembakan tersebut bukan berasal dari pistol polisi, tetapi dari kawanan pencuri motor yang gagal melancarkan aksinya.
Peristiwa tersebut berawal saat pemilik sepeda motor Yamaha Byson bernomor polisi B 6839 VEK bernama Rusli Hidayat (23) mendatangi Apotek K 24 sekitar pukul 12.45 WIB untuk melakukan medical representatif. Ia pun memarkir kendaraannya di halaman parkir apotek.
"Waktu lagi ngobrol sama penjaga di dalam, saya melihat ada orang pakai helm saya. Karena curiga, saya pergi keluar buat meriksa," ujarnya kepada wartawan sesaat setelah kejadian berlangsung, Rabu (24/4/2012).
Setelah memeriksa ke halaman parkir, seorang pelaku tampak sudah berada di atas motornya yang tidak lagi terkunci. Satu pelaku lainnya berada di motor Yamaha Vixion B 2071 TJW.
Sadar aksi nekatnya diketahui sang pemilik, tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api rakitan dan menodongkan pistol ke arah korban. Namun, Rusli bergeming dan justru menghampiri pelaku karena ingin menyelamatkan motornya. Pelaku pun menembak sebanyak satu kali ke arah tong sampah di samping Rusli. "Pelurunya kena tong sampah dan bukti proyektilnya juga ada. Pelaku langsung kabur sama temannya pakai motor," lanjutnya.
Beberapa saat kemudian, petugas Polsek Kramat Jati datang dan mengamankan lokasi kejadian. Kini kasus tersebut ditangani oleh Polsek Kramatjati dan barang bukti proyektik peluru pun sudah dibawa polisi untuk diselidiki.
Guru Cabul Ancam Muridnya Sebelum Menyodomi
ILUSTRASI
JAKARTA KHD (36), guru pelajaran Agama, yang melakukan perbuatan cabul kepada muridnya, DAH (11), kerap mengancam korban setiap kali hendak menumpahkan nafsu bejatnya. "Awas jangan bilang siapa-siapa!" ucap Kepala Subag Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Aswin kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Selasa (24/4/2012), menirukan ancaman KHD.

Karena merasa takut, DAH tidak berani melaporkan perbuatan guru sekolahnya itu kepada orangtuanya. Padahal, ia telah menjadi korban perbuatan cabul pria lajang yang juga guru privat mengajinya itu sejak Juli 2011. Kepada pihak kepolisian, siswa SD swasta di Tebet itu mengaku lebih dari 20 kali diperlakukan tak senonoh oleh guru tersebut. 

"Kasus ini terungkap dari laporan sekolah dan keluarga korban. DAH menceritakan kejadian ini ke temannya, dan temannya cerita ke Kepala Sekolah (Kepsek). Kepsek kemudian cerita ke keluarga dan akhirnya melapor ke Polres," terang Aswin.

Dari hasil pemeriksaan polisi, pelaku mengaku melakukan aksinya di sekitar sekolah, ruang kelas, kamar mandi sekolah, dan rumah korban saat mengajar mengaji. 

KHD ditangkap pada 14 April lalu. Kepada polisi, ia mengaku melakukan tindakan tersebut agar korban lebih cepat pandai. Menurutnya, korban sedikit terlambat dalam menangkap pelajaran yang diberikan.

Selasa, 24 April 2012

Napi Narkoba Kabur Saat Dikunjungi Ibunya
ILUSTRASI
JAKARTA - Seorang narapidana kasus narkoba melarikan diri dari selnya di Mapolsek Sawah Besar pada Senin (23/4/2012). Narapidana kasus narkoba atas nama Evin Nuryadi (30) itu kabur setelah mendapati selnya tak dikunci.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Selasa (24/4/2012), di Mapolda Metro Jaya. Rikwanto mengatakan, peristiwa itu bermula saat orangtua Evin bernama Titi menjenguknya di dalam sel tahanan pada Senin pukul 14.00. "Seharusnya saat masuk itu dikunci lagi. Nah, yang ini tidak dikunci lagi oleh petugas saat ibunya berkunjung di dalam sel," kata Rikwanto.
Petugas yang berjaga ketika itu, yakni Aiptu S dan Aiptu H, kemudian meninggalkan sel Evin begitu saja dalam kondisi tidak terkunci. "Setelah itu, Evin ganti baju tahanan dengan baju bebas," ujar Rikwanto.
Saat petugas lengah itulah, Evin bersama ibunya kabur. Evin ditahan di Mapolsek Sawah Besar sejak 8 April 2012 dalam kasus kepemilikan sabu-sabu seberat 0,2 gram. Polisi kini masih kejar ibu dan narapidana itu. Kedua orang petugas penjaga sel turut dalam pengejaran tersebut. Akibat kelalaiannya, Aiptu S dan Aiptu H bisa terancam sanksi disiplin. "Mereka bisa disel 7-14 hari," kata Rikwanto.

Senin, 23 April 2012

Bacok Dua Pelajar, Pimpinan Geng Dibekuk
 
Ilustrasi Geng Motor
JAKARTA - Kepolisian Sektor Metro Cempaka Putih membekuk tiga orang anggota geng pemuda "The Wools". Salah seorang di antaranya yakni LU (16), adalah ketua geng yang biasa beredar di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat tersebut.
Selain LU, polisi juga membekuk RO (16) dan ER (16). Ketiganya terlibat melakukan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap dua orang pelajar pada Kamis (19/4/2012) dan Sabtu (21/4/2012).
Kapolsek Metro Cempaka Putih, Komisaris Adhie Santika menuturkan peristiwa itu bermula pada Kamis lalu pukul 16.00 di Jalan Cempaka IV, Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Seorang korban yakni Rusdan Pahmi (17), pelajar MAN 3 Cempaka Putih, dikeroyok tiba-tiba oleh sekitar 10-15 orang anggota geng saat melintas di sebuah warung. Korban mengalami luka tusuk pada paha kiri.
Dua hari setelahnya, aksi anarkis geng "The Wools" ini kembali terjadi pada Sabtu lalu pukul 20.00 di Cempaka Putih Tengah. Ketika itu korban yakni Dwiki Hendra Saputra (15), pelajar SMPN 216 Cempaka Putih, baru saja pulang belajar bersama keempat temannya. Mereka hendak makan di KFC Cempaka Putih.
"Empat orang itu terdiri dari tiga laki-laki, satu perempuan. Yang laki-laki ninggalin teman perempuannya di KFC. Mereka lalu ke warung di dekatnya dan berpapasan dengan gerombolan ini di warung," kata Adhie, Senin (23/4/2012).
Entah bagaimana, kelompok pemuda yang memakai jaket biru berlogo "W" di depannya ini merasa tersinggung dan mulai menggebrak-gebrak motor. Mereka lalu menyerang Dwiki dan teman-temannya. Dwiki menderita luka tusuk pada bahu kanan.
Polisi kemudian melakukan penelusuran atas dua kasus penyerangan di Cempaka Putih itu dan ternyata pelakunya sama. Mereka adalah geng pemuda "The Wools". Dikatakan Adhie, geng tersebut awalnya merupakan siswa SMKN 39 Jakartan, namun hampir sebagian dari mereka dikeluarkan dari sekolahnya dan kemudian pindah sekolah ke SMK Taman Siswa.
"Ciri-citinya pakai jaket biru depannya berlogo "W" di dada kiri. Belakangnya tulisan 'We Are The Wools Family'. Dari jaket ini kami juga berhasil menemukan pelaku," papar Adhie.
Tiga orang pelaku akhirnya dibekuk di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat pada Minggu (22/4/2012) pukul 03.30 WIB. Di sana, polisi menyita barang bukti berupa sebuah sepeda motor Yamaha Mio warna putih B 6613 PRT. Mereka dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.