Senin, 30 April 2012

Ibu Tega Siram Air Mendidih ke Anak Gadisnya
 ILUSTRASI
JAKARTA, MEDIA INFORMASI — Malang nian nasib Chyntia Apriliani. Gadis cilik berusia 10 tahun itu menjerit-jerit kesakitan akibat pinggang dan perut sebelah kanannya melepuh. Ternyata, luka itu akibat tersiram air panas yang dilakukan Dina Hutasoit (30), ibu kandungnya sendiri.
Peristiwa memilukan itu terjadi di sebuah rumah kontrakan milik Hidayat (31), suami kedua Dina, alias ayah tiri Chyntia, Sabtu (28/4/2012) sekitar pukul 09.30. Rumah kontrakan sederhana itu terletak di Gang Asmin RT 06 RW 03 Susukan, Ciracas, Jakarta Timur.
Saat ditemui di rumah kontrakannya, Senin (30/4/2012), kepada Kompas.com, bocah yang telah putus sekolah sejak setahun lalu tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap sang ibu. "Waktu itu di rumah ada mama, Chyntia sama adiknya kakek. Mama marah karena topi mama dibuang sama Sigit (adiknya), dibuang di lubang. Chyntia dipukulin dulu pake gagang sapu badan sama kaki, tiba-tiba mama nyiram air, sakit," katanya.
Setelah disiram air panas ibunya, kulit bagian pinggang, perut, serta pangkal paha sebelah kanan Chyntia seketika melepuh. Karena merasa kesakitan yang tak tertahankan, bocah malang itu lari keluar rumah sambil menjerit-jerit. Para tetangga yang mendengar teriakan Chyntia langsung mencari tahu apa yang terjadi.
Mereka baru menyadari ketika melihat bocah itu berjalan menuju luar rumah sambil menangis. Para tetangga yang peduli langsung melarikan bocah malang itu ke Rumah Sakit Pasar Rebo untuk mendapatkan pertolongan.
Chyntia merupakan anak pertama Dina Hutasoit dari suami pertamanya, Supri, warga Gabus, Babelan, Bekasi. Chyntia sebenarnya ingin disekolahkan oleh Supri di Bekasi, tetapi sejak memasuki kelas III SD, Chyntia dibawa oleh ibunya dan tinggal bersama dengan Hidayat, suami kedua Dina. Dengan suami keduanya, Dina memiliki dua anak, yaitu M Deri Saputra (5) dan Sigit (1,5).
Fatimah (61), nenek Chyntia yang tinggal di dekat rumah keluarga tersebut, mengungkapkan, Dina kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya. Bahkan hanya karena alasan sepele, Dina yang diketahui sehari-hari bekerja di sebuah kafe di bilangan Cipayung, Jakarta Timur, tersebut tega menghajar anaknya sendiri dengan sapu atau tangan kosong. "Iya, sering marah-marah sendiri," ujarnya.
Fatimah mengatakan, alasan yang dikatakan Dina hingga tega menyiram Chyntia dengan air panas merupakan omong kosong. Dia mengatakan, alasan bahwa Dina melakukan itu karena Chyntia merengek meminta susu atau alasan ekonomi adalah upaya menutupi kesalahannya.
"Bohong itu, mana ada anak segede ini minum susu. Itu supaya dia enggak disalah-salahin saja, semua omong kosong," ujarnya.
Sehari setelah kejadian, Dina diketahui pergi ke rumah saudaranya di daerah Kalideres untuk meminta bantuan pengobatan. Hingga Senin siang, Dina belum kembali ke rumah kontrakannya. Oleh sebab itu, Chyntia dijaga oleh sang nenek dan keluarga di sekitarnya.
Chyntia mengaku tak bisa melupakan peristiwa yang menimpanya. Meski mengaku ada sedikit rasa benci dengan ibunya, naluri rindu sang anak ingin bertemu dengan ibunya membuncah dalam hatinya.
"Benci sama mama, galak. Tapi mau ketemu sama mama. Mau minta duit buat berobat," ujarnya polos.
Fatimah mengungkapkan kebingungannya untuk biaya berobat sang cucu. Pekerjaan Hidayat yang hanya seorang kuli bangunan dirasa tak cukup untuk membiayai Chyntia hingga sembuh. Sejak pertama kejadian, ia telah membawa Chyntia ke dokter di Rumah Sakit Pasar Rebo dua kali.
"Ke dokter habis Rp 250.000 sama obat, kemarin berobat Rp 360.000. Buat biaya ke dokter ya kami pinjam uang masjid Rp 500.000. Ya namanya kami orang begini, Mas, mau dari mana lagi?" ujarnya.
Kini, Fatimah hanya bisa pasrah dengan keadaan. Pihak kepolisian dari sektor Ciracas yang sesaat setelah kejadian berada di lokasi tidak mengamankan Dina. Dengan disaksikan Ketua RW 03 Susukan, Dina berjanji dan membuat pertanyaan bahwa tidak akan mengulangi perbuatan kasarnya terhadap sang anak.

Minggu, 29 April 2012

Dalam Seminggu, Tiga Perampokan Bersenpi di Cijantung
 ILUSTRASI
JAKARTA - Aksi perampokan kendaraan bermotor dengan menggunakan senjata api semakin marak terjadi. Di wilayah Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur dalam satu minggu terakhir, setidaknya terjadi tiga kali aksi perampokan dengan menodongkan senjata api kepada korbannya. Ironisnya, pihak kepolisian mengaku tidak mengetahui aksi tersebut.
Sandi Yudha (25), warga Jl. Lebak Para RT08 RW 2, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, merupakan salah satu korban dari kenekatan para pelaku. Saat ditemui di kediamannya, Minggu (29/4/2012) kepada Kompas.com, ia pun menceritakan musibah yang menimpanya pada Kamis (26/4/2012) lalu.
"Jam 20.15 WIB malam saya habis pulang kerja, biasa motor Honda Mega Pro nomor polisinya B6108VIR, saya parkir di halaman, posisinya memang ketutup mobil. Pas saya lagi di dalam, bunyi suara cetok, cetok, kaya orang mukul sesuatu," ujarnya.
Di dalam rumah korban, diketahui hanya ada tiga orang, yaitu korban, ibu korban serta seorang saudaranya. Curiga mendengar bunyi tersebut, ia pun mengintip lewat balik gorden, namun ia masih melihat bagian ban depan sepeda motor yang baru dimiliki selama empat bulan terakhir.
"Tapi kok masih bunyi suara itu, pas saya keluar, nggak taunya sudah ada dua orang, satu di depan motor saya, yang satunya lagi nunggu di depan gerbang. Saya langsung teriak teriak. Hei, kamu maling ya, maling, maling!," lanjutnya.
Beberapa saat kemudian seorang pelaku yang berada di depan motornya langsung menodongkan senjata api ke arah korban tanpa mengatakan sesuatu apapun. Saat tersadar pelaku menodongkan senjata, korban pun panik dan lari ke dalam rumah sambil membanting pintu dan mengintip lewat jendela.
"Ciri-ciri pelaku yang megang pistol, kurus, berkulit hitam, agak tinggi ramping, rambut cepak rada keriting, pake jaket kulit hitam, kalau yang satunya lagi saya nggak sempat lihat. Ya sudah saya teriak-teriak dari dalam rumah, mereka langsung kabur ke arah gongseng," lanjutnya.
Sandi mengungkapkan, salah seorang saudaranya yang tengah nongkrong di salah satu warung dekat rumahnya sempat melihat sekitar lima orang menggunakan tiga motor ngebut ke arah kaburnya pelaku. Namun ia tidak menyadari bahwa ternyata gerombolan tersebut merupakan pelaku perampokan.
Kapolsek Pasar Rebo tidak tahu
Berdasarkan keterangan warga sekitar, peristiwa perampokan dengan menggunakan senjata tajam telah terjadi tiga kali dalam waktu yang sama sekitar pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dari tiga kejadian, dua motor berhasil digasak sementara satu berhasil digagalkan.
"Di sekitar sini sudah tiga kali, hari kamis malam. Kalo denger dari warga, mereka cerita begitu, ciri-cirinya sama persis kaya yang saya lihat," lanjutnya.
Setelah dikonfirmasi ke Kapolsek Pasar Rebo, Kompol Sutardi, ia mengaku sama sekali tidak mendapat laporan tentang adanya aksi perampokan dengan senjata api di wilayahnya. "Nggak ada mas itu, coba cek aja ke kanit reskrim, nanti saya kasih nomornya kalau nggak percaya, aman-aman saja," ujarnya saat dihubungi.
Pernyataan Kapolsek sempat menjadi keheranan korban, karena beberapa jam setelah musibah tersebut menimpanya, ia melapor ke Polsek Pasar Rebo dan petugas tampak di lokasi untuk menghimpun keterangan. "Paling dua jam setelah kejadian, polisi ramai kok di sini, langsung datang," heran Sandi.
Kini, Sandi yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai bank swasta hanya bisa berharap daerah rumahnya aman dari tindakan perampokan, apalagi dengan menggunakan senjata api.  Ia juga mengharap pihak kepolisian agar mampu menangkap pelaku perampokan.

Sabtu, 28 April 2012

Warga Matraman Jadi Korban Salah Bacok
ILUSTRASI

JAKARTA - Nasib naas menimpa Bayu Prasetya (16) alias Ubay, warga Jalan Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan. Ia menjadi sasaran pembacokan saat terjadi tawuran di Gang Sawo IV Ujung Manggarai Selatan, Tebet.

Kepala Seksi humas Polsek Tebet, Aipru Broto Suwarno mengungkapkan, insiden tawuran terjadi sekitar pukul 03.25 WIB, Sabtu (28/4/2012) oleh sekelompok pemuda warga Kebon Sayur, Manggarai dengan warga Gang Sawo, Ujung Manggarai. "Korban sedang duduk-duduk, tiba-tiba ada warga Kebon Sayur sekitar 15 orang datang dan mencari orang yang bernama Bagol, namun tidak ditemukan, maka Ubay yang sedang duduk cekcok mulut dan terjadilah pembacokan," ujarnya saat dihubungi wartawan.

Unit patroli Sabhara dan Reskrim yang dipimpin Kapolsek Tebet Kompol Suyatno langsung ke lokasi untuk membubarkan kerumunan massa dan mengamanankan lokasi. "Ya pas kita ngamanin lokasi, korban terkena bacokkan di bagian pinggang belakang dan langsung dibawa ke RSCM untuk dirawat," lanjut Broto.

Kini, petugas kepolisian telah mengantongi nama pelaku pembacokan tersebut, namun masih melakukan penyelidikan motif serangan tersebut dari para saksi yang berada di lapangan. 

Jumat, 27 April 2012

Otak Pembunuh Mahasiswi UIN Menyerahkan Diri
 
ILUSTRASI
TANGERANG -  Polres Tangerang Kabupaten masih menutupi penangkapan MS alias Oleng (33), tersangka yang diduga otak dari pemerkosaan dan pembunuh mahasiswi semester akhir UIN Ciputat, Jumat (27/4/2012).
Mereka menyatakan, tersangka masih dalam pengejaran. Sementara, pihak keluarga, ayah tersangka mengaku anaknya sendiri yang datang menyerahkan diri ke polisi.
Dalam rilis di Tigaraksa, Kepala Polres Tangerang Kabupaten Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo membenarkan lima dari enam tersangka sudah ditangkap. Mereka adalah O, E, C, CS dan NJ.
"Oleng masih kami kejar. Insya Allah pekan depan sudah bisa dipublikasi," ujar Bambang. Dari lima tersangka itu, kata Bambang, petugas menyita labtob, tiga unit motor dan sebilah golok yang diduga digunakan mengorok leher korban hingga tewas.
Pihak keluarga Lain yang dikatakan pihak keluarga. "Anak saya tidak ditangkap polisi. Tetapi, Oleng datang menyerahkan diri ke kantor polisi. Saya sudah bertemu Oleng dan ngobrol-ngobrol dengan dia di penjara," kata Ruhiyat, ayah tersangka di rumahnya di Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Jumat (27/4/2012).
Rukiyat menyatakan dia kaget saat polisi menyatakan, anaknya adalah pelaku utama pemerkosaan dan pembunuh mahasiswi UIN.
Seperti diberitakan sebelumnya, Izzun Nahdliyah (24), mahasiswi semester akhir UIN Ciputat, 6 April lalu, diduga dibunuh secara sadis oleh enam tersangka.
Oleng yang berprofesi sebagai preman di daerah Jambe, Kabupaten Tangerang, dibantu lima orang kaki tangannya saat membunuh Izzun. Pembunuhan itu berlatar belakang pinjam-meminjam laptop. 

Kamis, 26 April 2012

Kapolrestro Jaksel: Banyak yang "Bermain" di Wilayah Jaksel
 Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar, Kapolrestro Jaksel Komisaris Besar Imam Sugianto, dan Kasatreskrim Polrestro Jaksel Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, di Markas Polres Jaksel

JAKARTA Kepala Polres Metro Jakarta Selatan (Kapolrestro Jaksel) Komisaris Besar Imam Sugianto mengungkapkan, kasus-kasus hukum yang sehari-hari dihadapi pihak kepolisian di wilayah tersebut sebenarnya terhitung sederhana. Namun, kasus berkembang rumit karena orang-orang yang terlibat di dalamnya.

"Kasus-kasus di sini unik. Umumnya kasus sederhana. Tapi, kemudian berkembang jadi besar karena orang-orangnya punya jaringan luas ke mana-mana," kata Komisaris Besar Imam dalam acara pelepasan Kepala Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan yang lama, Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (25/4/2012) malam.

Mereka memanfaatkan jaringan, posisi, atau status tertentu untuk menekan pihak lain yang bermasalah dan bahkan pihak penyidik. Dengan jaringan atau status mereka pula, kasus sederhana bisa disorot secara khusus dan dipublikasikan secara luas.

Ia menyebut oknum-oknum yang demikian dengan "orang-orang yang sedang berusaha mengaktualisasi diri". "Jadi, kasus-kasus seperti itulah yang akan dihadapi Pak Hermawan setiap hari," ucapnya, mengingatkan Ajun Komisaris Besar Hermawan, Kepala Satreskrim Polres Metro Jaksel yang baru.

Oleh karena itu, Imam berharap Hermawan sebagai Kepala Satreskrim baru tidak menganggap sepele kasus-kasus kecil yang terjadi di wilayah selatan Jakarta. Hermawan juga diharapkan dapat mencontohi kecepatan kerja pejabat lama Ajun Komisaris Besar Hermawan (AKBP Hermawan).

Sebelumnya, telah diadakan serah terima jabatan kepala satreskrim yang dilangsungkan di Markas Polrestro Jaksel. Pejabat baru AKBP Hermawan sebelumnya menjabat Kepala Satreskrim Polres Tangerang Kota. Sementara itu, AKBP yang telah menjabat Kepala Satreskrim Polres Jaksel selama 1 tahun 6 bulan itu mendapat jabatan baru sebagai perwira bidang hukum di Polda Metro Jaya.

Rabu, 25 April 2012

Preman Pemerkosa dan Pembunuh Mahasiswi Masih Buron
ILUSTRASI
JAKARTA — Kepolisian Resor Kabupaten Tangerang telah menangkap lima orang tersangka kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap IN, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun, satu pelaku utama pemerkosa dan pembunuh korban masih buron.
"Kami masih mengejar satu orang lagi, yang merupakan pelaku utamanya," ucap Kepala Polres Kabupaten Tangerang Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo, Rabu (25/4/2012), di Mapolda Metro Jaya.
Pelaku utama tersebut berinisial MS alias Oleng (33), yang merupakan teman dekat korban. "Tapi belum diketahui apa mereka pacaran atau bukan. Pelaku utama ini bukan mahasiswa, dia preman," ucap Priyo.
Adapun lima orang pelaku yang ditangkap merupakan tetangga pelaku utama. Keenamnya tinggal di Desa Ranca Buaya, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. Teman-teman MS sama sekali tidak mengenal korban. "Mereka hanya diajak. Awalnya pelaku utama pinjam laptop, tapi tidak dikembalikan. Korban terus menagih, akhirnya dihabisi oleh keenam ini. Lima tersangka segan dengan sosok pelaku utama, makanya mau menurut," ujar Priyo.
Sebelum dihabisi, korban dipaksa melakukan hubungan badan dengan empat pelaku. "Korban sempat ditutup mukanya. Masih ada kemungkinan ada pelaku lain. Fokus kami satu orang dulu," katanya.
IN (24) ditemukan tewas di Jalan Pemda DKI, Ciangir, Legok, Tangerang, pada 7 April 2012. Ia ditemukan tewas dengan pakaian lengkap dan terdapat luka sayatan di bagian leher.
Identitas IN terungkap sepekan kemudian. Gadis asal Paciran, Lamongan, Jawa Timur, itu merupakan mahasiswi semester XII Fakultas Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah.
Gagal Curi Motor, Pelaku Tembakkan Pelor
 
ILUSTRASI
JAKARTA - Warga yang sedang beraktivitas di depan Apotek K24, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, dikagetkan dengan suara tembakan, Rabu (25/4/2012). Tembakan tersebut bukan berasal dari pistol polisi, tetapi dari kawanan pencuri motor yang gagal melancarkan aksinya.
Peristiwa tersebut berawal saat pemilik sepeda motor Yamaha Byson bernomor polisi B 6839 VEK bernama Rusli Hidayat (23) mendatangi Apotek K 24 sekitar pukul 12.45 WIB untuk melakukan medical representatif. Ia pun memarkir kendaraannya di halaman parkir apotek.
"Waktu lagi ngobrol sama penjaga di dalam, saya melihat ada orang pakai helm saya. Karena curiga, saya pergi keluar buat meriksa," ujarnya kepada wartawan sesaat setelah kejadian berlangsung, Rabu (24/4/2012).
Setelah memeriksa ke halaman parkir, seorang pelaku tampak sudah berada di atas motornya yang tidak lagi terkunci. Satu pelaku lainnya berada di motor Yamaha Vixion B 2071 TJW.
Sadar aksi nekatnya diketahui sang pemilik, tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api rakitan dan menodongkan pistol ke arah korban. Namun, Rusli bergeming dan justru menghampiri pelaku karena ingin menyelamatkan motornya. Pelaku pun menembak sebanyak satu kali ke arah tong sampah di samping Rusli. "Pelurunya kena tong sampah dan bukti proyektilnya juga ada. Pelaku langsung kabur sama temannya pakai motor," lanjutnya.
Beberapa saat kemudian, petugas Polsek Kramat Jati datang dan mengamankan lokasi kejadian. Kini kasus tersebut ditangani oleh Polsek Kramatjati dan barang bukti proyektik peluru pun sudah dibawa polisi untuk diselidiki.
Guru Cabul Ancam Muridnya Sebelum Menyodomi
ILUSTRASI
JAKARTA KHD (36), guru pelajaran Agama, yang melakukan perbuatan cabul kepada muridnya, DAH (11), kerap mengancam korban setiap kali hendak menumpahkan nafsu bejatnya. "Awas jangan bilang siapa-siapa!" ucap Kepala Subag Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Aswin kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Selasa (24/4/2012), menirukan ancaman KHD.

Karena merasa takut, DAH tidak berani melaporkan perbuatan guru sekolahnya itu kepada orangtuanya. Padahal, ia telah menjadi korban perbuatan cabul pria lajang yang juga guru privat mengajinya itu sejak Juli 2011. Kepada pihak kepolisian, siswa SD swasta di Tebet itu mengaku lebih dari 20 kali diperlakukan tak senonoh oleh guru tersebut. 

"Kasus ini terungkap dari laporan sekolah dan keluarga korban. DAH menceritakan kejadian ini ke temannya, dan temannya cerita ke Kepala Sekolah (Kepsek). Kepsek kemudian cerita ke keluarga dan akhirnya melapor ke Polres," terang Aswin.

Dari hasil pemeriksaan polisi, pelaku mengaku melakukan aksinya di sekitar sekolah, ruang kelas, kamar mandi sekolah, dan rumah korban saat mengajar mengaji. 

KHD ditangkap pada 14 April lalu. Kepada polisi, ia mengaku melakukan tindakan tersebut agar korban lebih cepat pandai. Menurutnya, korban sedikit terlambat dalam menangkap pelajaran yang diberikan.

Selasa, 24 April 2012

Napi Narkoba Kabur Saat Dikunjungi Ibunya
ILUSTRASI
JAKARTA - Seorang narapidana kasus narkoba melarikan diri dari selnya di Mapolsek Sawah Besar pada Senin (23/4/2012). Narapidana kasus narkoba atas nama Evin Nuryadi (30) itu kabur setelah mendapati selnya tak dikunci.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Selasa (24/4/2012), di Mapolda Metro Jaya. Rikwanto mengatakan, peristiwa itu bermula saat orangtua Evin bernama Titi menjenguknya di dalam sel tahanan pada Senin pukul 14.00. "Seharusnya saat masuk itu dikunci lagi. Nah, yang ini tidak dikunci lagi oleh petugas saat ibunya berkunjung di dalam sel," kata Rikwanto.
Petugas yang berjaga ketika itu, yakni Aiptu S dan Aiptu H, kemudian meninggalkan sel Evin begitu saja dalam kondisi tidak terkunci. "Setelah itu, Evin ganti baju tahanan dengan baju bebas," ujar Rikwanto.
Saat petugas lengah itulah, Evin bersama ibunya kabur. Evin ditahan di Mapolsek Sawah Besar sejak 8 April 2012 dalam kasus kepemilikan sabu-sabu seberat 0,2 gram. Polisi kini masih kejar ibu dan narapidana itu. Kedua orang petugas penjaga sel turut dalam pengejaran tersebut. Akibat kelalaiannya, Aiptu S dan Aiptu H bisa terancam sanksi disiplin. "Mereka bisa disel 7-14 hari," kata Rikwanto.

Senin, 23 April 2012

Bacok Dua Pelajar, Pimpinan Geng Dibekuk
 
Ilustrasi Geng Motor
JAKARTA - Kepolisian Sektor Metro Cempaka Putih membekuk tiga orang anggota geng pemuda "The Wools". Salah seorang di antaranya yakni LU (16), adalah ketua geng yang biasa beredar di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat tersebut.
Selain LU, polisi juga membekuk RO (16) dan ER (16). Ketiganya terlibat melakukan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap dua orang pelajar pada Kamis (19/4/2012) dan Sabtu (21/4/2012).
Kapolsek Metro Cempaka Putih, Komisaris Adhie Santika menuturkan peristiwa itu bermula pada Kamis lalu pukul 16.00 di Jalan Cempaka IV, Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Seorang korban yakni Rusdan Pahmi (17), pelajar MAN 3 Cempaka Putih, dikeroyok tiba-tiba oleh sekitar 10-15 orang anggota geng saat melintas di sebuah warung. Korban mengalami luka tusuk pada paha kiri.
Dua hari setelahnya, aksi anarkis geng "The Wools" ini kembali terjadi pada Sabtu lalu pukul 20.00 di Cempaka Putih Tengah. Ketika itu korban yakni Dwiki Hendra Saputra (15), pelajar SMPN 216 Cempaka Putih, baru saja pulang belajar bersama keempat temannya. Mereka hendak makan di KFC Cempaka Putih.
"Empat orang itu terdiri dari tiga laki-laki, satu perempuan. Yang laki-laki ninggalin teman perempuannya di KFC. Mereka lalu ke warung di dekatnya dan berpapasan dengan gerombolan ini di warung," kata Adhie, Senin (23/4/2012).
Entah bagaimana, kelompok pemuda yang memakai jaket biru berlogo "W" di depannya ini merasa tersinggung dan mulai menggebrak-gebrak motor. Mereka lalu menyerang Dwiki dan teman-temannya. Dwiki menderita luka tusuk pada bahu kanan.
Polisi kemudian melakukan penelusuran atas dua kasus penyerangan di Cempaka Putih itu dan ternyata pelakunya sama. Mereka adalah geng pemuda "The Wools". Dikatakan Adhie, geng tersebut awalnya merupakan siswa SMKN 39 Jakartan, namun hampir sebagian dari mereka dikeluarkan dari sekolahnya dan kemudian pindah sekolah ke SMK Taman Siswa.
"Ciri-citinya pakai jaket biru depannya berlogo "W" di dada kiri. Belakangnya tulisan 'We Are The Wools Family'. Dari jaket ini kami juga berhasil menemukan pelaku," papar Adhie.
Tiga orang pelaku akhirnya dibekuk di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat pada Minggu (22/4/2012) pukul 03.30 WIB. Di sana, polisi menyita barang bukti berupa sebuah sepeda motor Yamaha Mio warna putih B 6613 PRT. Mereka dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.